Ketika melakukan Perubahan, ada fase dimana kita akan melalui Ruang Hampa Disaat Proses Perubahan. Berikut adalah penjabarannya:
1. Ruang Hampa Saat Perubahan
Ada saat dimana sebuah Perusahaan harus melakukan Transformation Plan. Setelah melihat berbagai kejadian, kita diharuskan untuk melakukan perubahan.
Contohnya adalah di dalam sebuah perusahaan ketika mengalami penurunan, kebanyakan dari mereka tidak memahami sebetulnya mereka tengah mengalami kemunduran. Atau bahkan sama sekali tidak terhubung dengan dunia luar sehingga tidak menyadari bahwa sesungguhnya mereka telah mundur.
Mereka memiliki kebenaran-kebenaran masa lalu, kebanggaan masa lalu, dan menikmati karna terperangkap dengan zona nyaman dan rutinitas. Sementara kita tidak melihat bahwa diluar telah datang pendatang-pendatang baru, teknologi baru, manusia-manusia baru, bahkan kepungan yang tidak pernah terbayangkan sebelumya.
Inilah suatu keadaan yang disebut Ruang Hampa
Antara keadaan sekarang dan keadaan yang seharusnya, yang ideal nya di masa depan, ada sebuah ruang hampa, tanpa gerakan, tidak ada tindakan, tidak ada keyakinan. Yang ada hanya lah kenikmatan, uang yang lebih banyak disimpan dalam bentuk tabungan yang kemudian dinikmati dalam bentuk bunga, passive income, dan hanya dinikmati oleh kelompok-kelompok tertentu dan beranggapan ini baik bagi perusahaan karna masih mendapatkan income tanpa bekerja keras.
Padahal kecepatan pertumbuhan dalam ruang hampa ini kalah dengan pertumbuhan diluar sana.
Lihat contohnya dalam bisnis ritel, yang hanya bertumbuh 3% sampai 4%. Sementara mereka yang memperbaharui dengan menggunakan shopping online tumbuhnya 200% sampai 300%.
Kalau tumbuh hanya 30%-40%, itu tidak tumbuh. Bahkan tumbuh di bawah 100%, itu tidak tumbuh. Yang terbaik itu tumbuhnya di atas 300% dengan SDM muda-muda, jumlah karyawan tidak banyak, tidak mempunyai gudang, dan tidak memerlukan lokasi strategis. Sehingga biayanya sangat murah.
Sementara yang hidup dalam ruang hampa di mana memiliki toko yang besar dengan sewa yang mahal, SDM yang banyak, gudang yang besar dan kemudian pertumbuhan hanya 3% sampai 4%. Bahkan dalam situasi yang dikatakan krisis, tumbuh negatif atau mengalami pelambatan.
Ruang hampa ini juga dialami oleh eskekutif dan karyawan, terutama di sebuah Badan Usaha Milik Negara atau pegawai negeri sipil. Karena tidak dituntut banyak. Karena merasa ini milik mereka semua. Merasa nyaman karena dulu dimanjakan oleh keadaan bahwa walaupun gaji kecil, diberikan berbagai fasilitas kenikmatan.
Pada kondisi saat ini dibutuhkan pemimpin baru yang datang membawa perubahan.
Perbedaan Manajer dan Pemimpin:
Manajer bekerja dengan sistem, me-manage rutin dari waktu ke waktu, dia hanya me-manage saja dari waktu ke waktu dengan sistem yang rutin.
Sementara Pemimpin, baru bisa dikatakan dia adalah seorang leader kalau dia melakukan perubahan
Seorang pemimpin harus memimpin dengan transformation plan. Membuat strategi, strategi melihat jauh kedepan kemudian mengarahkan apa yang harus dilakukan di masa depan.
Dan sebagai manajer membuat plan, membuat rencana, rencana apa yang harus dilakukan agar apa yang diimpikan pemimpin yang di atas tadi diterjemahkan hingga ke bawah. Seorang pemimpin bekerja di dalam ruang hampa dan kemudian memberikan insentif, memberikan langkah-langkah.
Hal yang pertama dilakukan adalah membukakan mata. Ciptakan suasana agar semua melihat dengan penglihatan yang sama. Kalau sudah ada semangat perubahan itu, maka disebarkan kepada orang-orang di sekitarnya. Di sinilah pentingnya komunikasi.
Tetapi di lain pihak Anda juga harus menyadari bahwa karyawan-karyawan yang hidupnya terancam akan membentuk sebuah kekuatan lain lagi yang sifatnya adalah menghadang pemimpinnya agar mereka tidak dituntut lebih besar.
Case Study: Di banyak BUMN, para pemimpin baru ini selalu menghadapi tekanan. Contohnya pada Garuda Indonesia, para pilotnya juga dulu menghadang. Kemudian kita lihat di berbagai perusahaan transportasi hampir semuanya. Terakhir adalah di Pelabuhan Indonesia Dua, Pelindo Dua. Kita menyaksikan timbul perlawanan yang luar biasa selama bertahun-tahun.

Dan belakangan juga diketahui sebetulnya mereka ini sudah memiliki income yang baik. Tetapi semua orang yang punya income yang baik tentu juga bisa membiayai organisasi perlawanan. Mereka bisa melakukan pertemuan-pertemuan, mereka bisa meng-hire consultant, dan kemudian meng-hire PR agency atau media relations, medekati media-media bahkan kemudian mendekati tokoh-tokoh dan akhirnya melakukan langkah untuk menghadang para pemimpin. Ini bukan kasus satu, dua perusahaan. Ini kasus di banyak perusahaan yang orang-orangnya merasa bahwa perubahan adalah ancaman. Namun meski merupakan ancaman mereka pasti akan mengatakan kami tidak anti perubahan.
Study Case diatas merupakan sebuah permasalahan yang harus dicarikan solusinya oleh seorang pemimpin, beserta massa yang mendukung perubahannya (agent of change).
Itulah tadi Penjelasan tentang Ruang Hampa Disaat Proses Perubahan. Nantikan tulisan selanjutnya ya temans 🙂
Sumber: Kursus Manajemen Perubahan oleh Indonesia X oleh Prof. Rhenald Kasali
Teman-teman bisa ikut kursusnya secara GRATIS Disini