Bagaimana Cara Membaca Peluang?

Bagaimana Cara Membaca Peluang? ‘Every single problem is opportunity’. Bagaimana cara membaca masalah? Temukan saja kesulitan yang dihadapi manusia, karena kesulitan yang dihadapi itu bisa merubah peta hirarki Maslow, yaitu Kebutuhan Fisik, Sandang, Makan, Papan, Rasa Aman, dan Aktualisasi Diri.

Kita bisa lihat salah satu contoh kesulitan, saat kita ketinggalan handphone. Saat ini dimana-mana orang merasa sangat perlu dengan handphone, apalagi sekarang biaya pulsa sangat murah, komunikasi dan informasi semua tersimpan disana, dan orang perlu berhubungan dengan orang lain.

Maka peta Maslow kemudian berubah, basic nya bukan lagi sandang, pangan, papan, tetapi adalah wi-fi, powerbank, dan charger, itu adalah kebutuhan manusia, karena manusia mengalai kesulitan kalau tidak berkomunikasi.

Memahami kesulitan manusia itu adalah sebuah kesempatan. Tetapi jangan juga terlalu cepat dalam mengambil kesimpulan, terkadang kita membaca lebih cepat dari yang lain sehingga pasar belum bereaksi.

Yuk kita belajar dari Case Study Bapak Tirto Utomo (Aqua):

Sepuluh tahun pertama, Alm. Tirto Utomo kesulitan memasarkan itu, semua orang mengatakan kalau air mineral itu banyak dirumah, mereka mengatakan minum itu kalau beli adalah yang berasa dan berwarna. Hingga kemudian Alm Tirto Utomo memasarkan air mineral produksinya pada restoran yang ia miliki.

Terjadi proses pemasaran yang cukup lama, tetapi begitu pasar menerima, kita tahu karena belakangan air di kota sudah tercemar dan orang membutuhkan yang namanya convenience, kemampuan untuk menikmati sesuatu dengan nyaman, dan ini dipecahkan dengan kehadiran air mineral dalam kemasan dan orang yang sudah sadar kesehatan tidak ingin minum terlalu manis, berwarna, dan mereka kemudian mencari air minum dalam kemasan tersebut.

Aqua berasal dari kemampuan Bapak Tirto membaca peluang
Aqua berasal dari kemampuan Bapak Tirto membaca peluang. Foto: bukalapak

Ketika orang melakukan suatu kegiatan kewirausahaan, dia tidak otomatis serta merta langsung berhasil. Dan titik awalnya adalah kemampuan membaca peluang dari apa yang disebut melihat masalah. Kalau tidak bisa melihat masalah, kita tidak bisa melihat peluang.

Masalah-masalah itulah tugas yang harus dipecahkan seorang entrepreneur. Dalam Teori Ekonomi, ada Teori Supply Demond dan ada kurva-nya. Ada Price, lalu Quantity of Demand or Quantity of Supply, semakin banyak permintaannya maka harga semakin turun begitu juga sebaliknya.

Kalau kita bisa membuat sebuah produk yang harga nya mahal permintaannya sedikit, itu menjadi produk premium. Tapi kalau kita menyediakan suatu produk yang harganya murah, maka orang-orang yang tadinya tidak bisa menggunakan menjadi konsumen. Bisa dilihat dari yang terjadi pada Airlines dengan munculnya Low Cost Carier, yang suka atau tidak suka telah menciptakan pasar oleh karena itu salah satu ariline mengatakan ‘Now everybody can fly’.

Memang awalnya berakibat banyak orang yang kehilangan pekerjaan, dan hilang ini bukan mereka harus menganggur karena mereka juga bisa beralih, karna inti dari ekonomi adalah bukan berarti hilang begitu saja tapi mereka harus berpindah

Case Study bisa dilihat di dunia perbankan, sekarang PHK begitu banyak, karena orang tidak lagi antri pergi ke bank, orang menyelesaikan urusan perbankannya dengan menggunakan gadget yang berakibat pekerjaan teller bank kemudian hilang.

Semua itu berawal dari kemampuan kita membaca kesulitan, yang merubah cara orang merevolusi di dunia ini, dan cara ini disebut dengan Disruption.

Sumber: Kursus The Art of StartUp di Indonesia X oleh Prof. Rhenald Kasali

Teman-teman bisa ikut kursusnya secara GRATIS Disini

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *