Seperti Apa Skema Bisnis Model itu?

Seperti Apa Skema Bisnis Model itu? Pertarungan abad ini adalah pertarungan bukan antar produk melainkan pertarungan antar business model. “How do you modeling your business?

Jika satu taksinya menunggu di pangkalan, taksi yang satu laginya tunggu terima pesanan dengan telepon. Lalu kemudian berubah lagi taksi itu bisa memetakan dimana ada konsumennya karena gadget itu semuanya terhubung. Disitu ada pelanggan supply dikerahkan. Dan tidak menggunakan meter sehingga cost-nya menjadi murah.

Tetapi mereka mengerahkan dan perusahaan taksi tidak harus membeli taksi sendiri. Sehingga menjadi efisien, sangat murah dan supir-supir dapat kesejahteraan dengan lebih baik. Setiap industri pun harus smart capturing, harus cepat menangkap kesempatan itu dengan data analytic statistic.

Kriteria dari bisnis model itu adalah:

Harus memiliki Customer Segment. Adakah segment yang belum bisa menikmati produk? Tas-tas mahal, orang pengen tasnya berkualitas, tapi banyak juga yang tidak mampu. Orang ingin naik taksi, ingin makan, tapi harganya kemahalan. Orang pingin nonton, tapi nontonnya dirumah. Orang pengen terbang tapi dengan tarif yang murah. Orang ingin membeli mesin bor, untuk pasang sekrup ke dinding, padahal Cuma memakai selama 14 menit. Maka dari itu kita harus pelajari Segment siapa yang belum terlayani.

Kalau sudah ada, Value Propositions-nya bagaimana? Apa yang ingin di deliver kepada konsumen. Kita ingin memberikan kenyamanan, memberikan akses langsung dan sebagainya.

Antara Segmen Pasar dengan Value yang ingin di Deliver/serahkan, tentu harus memikirkan Channel-nya apa. Jika medianya Online, Channelnya pakai telepon, bayarnya tinggal charge, tinggal pakai uang digital, atau menjadi member dari komunitas. Channel nya berbeda, selama ini orang barangkali menjadi broker atau memakai agent, kali ini langsung.

Antara kedua ini digabung dengan Channel, timbal baliknya harus dibuat yang namanya Customer Relationship, agar mereka mesra dengan kita, tetap setia, happy, balik lagi, harus menjaga kualitas.

Taksi online tidak semuanya baik. Kalau tidak bagaimana? Kita harus memberi rating, bisa keluarkan pelaku-pelaku yang tidak baik. Jadi disini, sudah selesai antara kita mengenal customer, lalu kemudian deliver, proposisinya kita apa, kemudian cari channel nya, maintain relationship nya.

Untuk mempunyai teman-teman yang bisa membantu kita, lihat di komunitas kita ada siapa saja, Customer Partner nya siapa saja, siapa saja yang mempunyai produk, uang, barang, yang mempunyai tempat dan sebagainya.

Kemudian juga ada Key Resources-nya, sumber-sumber yang utama apa, kemudian aktivitas kuncinya apa aja.

Perusahaan aplikasi taksi online menolak disebutnya sebagai perusahaan taksi. Jadi kita harus paham Key Resources dan Key Activities kita, aktivitas dari Partner kita pelajari, yaitu mereka yang mau jadi supir, pembersih, pengantar, pembuat makanan, pemijat dan lainnya.

Kita harus mencari Cost Structure, melakukan Disruptions dan Cracking Cost. Dengan Cost yang lebih murah, mereka bisa menjadi Predactory Pricing, Predator yang mematikan karna harganya murah.

Serta juga harus menemukan Revenue Streaming-nya.

Business Model Canvas
Business Model Canvas. Foto: alexandercowan.com

Berikut adalah Case Study dari Kitabisa.com:

Platform kitabisa.com melalui website-nya mempertemukan antara mereka yang berminat melakukan kegiatan sosial, tapi nggak punya uang, dengan mereka yang mau menyumbang. Serta juga yang ingin menyumbang bila ada bencana gempa bumi, gunung meletus dengan menggunakan aplikasi secara online. Kemudian total uang yang terkumpul diberikan kepada yang melakukan campaign ini.

Tapi mulai timbul masalah, kalau semua uangnya diserahkan mereka dapat duit dari mana? Hingga akhirnya dihitung-hitung, seperti zakat saja, pengelolanya mendapat 2.5% dari total campaign sebagai biaya operasional perusahaan.

Namun setelah dihitung-hitung tetap juga kurang, setelah mencoba meminta bantu kepada pengusaha, CSR, dan juga Bank dan mereka menghitungnya tetap saja tidak bisa karna Return of Invesment, Return of Equity, Turn Over Ratio dsb tidak masuk.

Hingga kemudian datanglah orang yang mengerti bahwa ini adalah bagian dari Disruptions setelah membaca business model ini (Untuk penjelasan lebih detail tentang Kitabisa.com akan dijelaskan pada artikel selanjutnya ya).

Berikut adalah summary dari Skema Model Bisnis:

Pahami Customer Segment nya, pahami betul siapa yang belum terlayani, apakah mereka sudah puas, belum puas, harganya terjangkau atau tidak.

Lalu tentukan Value Propositions-nya seperti apa, antara kedua nya cari Channels yang memungkinkan berinteraksi dengan cepat dan maintain lewat Customer Relationship, seperti apa model yang harus kita analisa.

Kemudian tentukan Key-nya, Key Activities, Key Partner, dan Key Resources, ini menetukan business model yang baru dengan dunia online.

Dan tentu saja Cost Structure-nya di review, kemudian juga Revenue Streaming-nya.

Karna pertarungan abad ini adalah pertarungan antara Business Model, bukan pertarungan antar product. Siapa yang bisa membuat business model yang lebih kreatif, masuk ke dunia online dan bisa membuat produk yang disukai oleh public, mereka akan menguasai pasar

Sumber: Kursus The Art of StartUp di Indonesia X oleh Prof. Rhenald Kasali

Teman-teman bisa ikut kursusnya secara GRATIS Disini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *