Seorang Entrepreneur Harus Berpikir Jauh Kedepan

Seorang Entrepreneur Harus Berpikir Jauh Kedepan. Seorang Entrepreneur yang hebat itu adalah orang yang bisa membaca jauh sebelum kejadian. Salah satu yang bisa diambil contohnya adalah disaat salah satu perusahaan rokok yang menjual sebagian besar saham nya, untuk beralih membeli perusahaan telekomunikasi, karna dia bisa baca kedepannya perusahaan komunikasi akan menjadi besar.

Ini juga banyak terjadi di Perusahaan-perusahaan besar lainnya. Seperti Nokia yang selalu beralih-alih produk sebelum telepon seluler. Mulai dari produk hasil hutan kayu, sepatu boots, elektronik, hingga yang lainnya.

Jadi, apapun usaha nya, kita harus bisa membaca apa yang akan terjadi didepan. Riset adakalanya bisa membantu, adakalanya juga menyesatkan. Dulu riset itu bersifat time series, tetapi sekarang sudah berubah menjadi real time, membaca mood public dari waktu ke waktu, bahkan meramalkan apa yang terjadi kedepannya, baik itu mengenai gaya hidup dan apa-apa saja tuntutan masyarakat.

Salah satunya adalah hasil riset dari Prof. Rhenald Kasali tentang Perbankan. Dimana sebagian besar mereka akan beralih ke payment online dan tidak lagi membutuhkan bank. Yang mengakibatkan salah satu pekerjaan, yaitu Teller Bank, akan hilang. Karna semua pekerjaannya sudah bisa diakses oleh setiap orang, dengan yang namanya fintech (financial technology)

Selain perbankan, yang akan berubah juga adalah Personal Computing, segala sesuatu menjadi serba mobile. Kemudian juga Transportasi, Perhotelan, sudah lebih dulu mengalami Disruption.

Ini menunjukkan masa depan akan berbeda sama sekali dengan apa yang terjadi di masa lalu dan kaum muda adalah pelaku usaha

 

Borderless Mindset

Kita melihat bahwa dunia tengah terbelah dua antara mereka yang pendatang di dunia digital yang menentang segala sesuatu dan melihat banyak hal baru sebagai ancaman. Contohnya saat Game Pokemon Go sedang booming, alat hiburan ini dianggap mengganggu oleh generasi tua, mulai dari pusat kegiatan militer, tempat-tempat rahasia yang luar biasa, dsb, yang mereka katakan penting dikarenakan mereka dibesarkan di era nasionalisme yang kuat.

Namun bagi generasi muda, mereka sudah tidak memiliki batasan untuk melihat produk, hubungan pertemanan, kewarganegaraan, dsb tanpa harus melalui birokrasi yang ribet. Dulu kita mensingkronkan antara aturan lokal dengan nasional, dimana ada ribuan perda. Tetapi sekarang kita harus memikirkan bagaimana mensingkronkan antara kita dengan dunia global karena telah dipenuhi oleh apa yang disebut dengan perang memperbutkan talenta.

Bangsa kita sekarang ini harus lebih menghargai akses ketimbang asset. Jadi kita mempunyai akses dimana-mana dan akses itu bisa kita gunakan, bekerja nya sangat luas sekali. Anak-anak muda sekarang sudah memandang dunia sebagai suatu kesatuan yang indah, memiliki kemerdekaan berpendapat, serta juga kemerdekaan untuk bepergian.

Mereka menjelajahi dunia baru, menciptakan hal-hal baru. Menciptakan antara nol menjadi satu . Dari nothing/zero menjadi one. Artinya mereka menciptakan teknologi-teknologi baru dan kita tidak mungkin menciptakan nol menjadi satu lagi yang sudah menjadi satu. Kita tidak mungkin menciptakan metode lain yang sudah dibikin oleh Mark Zuckerberg melalui Facebook. Tidak mungkin membuat Facebook atau Google tandingan.

Disaat nol sudah menjadi satu tinggal sekarang bagaimana kita menciptakan from one to end. Rumus ini dikembangkan oleh Peter Thiel. Ia merumuskan bahwa banyak orang yang sudah menciptakan seseuatu, from zero to one dan kita tidak perlu lagi membuat from zero to one. Tugas kita sekarang adalah memperbaikinya, memperluasnya dalam era globalisasi, from one to end.

From Zero to One, from one to end
From Zero to One, from one to end. Foto: youtube.com

Disini kita akan melihat ada orang yang sudah hidup di masa depan dan ada yang masih hidup di masa lalu. Orang yang hidup di masa depan, melakukan sesuatu, menciptakan sesuatu yang belum ada aturannya.

Bahkan mereka seringkali dituduh sebagai orang yang melanggar aturan dan sebagainya. Faktanya padahal aturan itu belum dibuat, sedangkan orang-orang menggunakan aturan yang sudah ada di masa lalu untuk menjawab kebutuhan kita di masa depan.

Sumber: Kursus The Art of StartUp di Indonesia X oleh Prof. Rhenald Kasali

Teman-teman bisa ikut kursusnya secara GRATIS Disini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *