Mitos-mitos Seputar Startup. Startup bukanlah wirausaha yang sudah hebat, dia akan pasti menghadapi kegalauan-kegalauan karena belum tercipta dan apakah akan berhasil. Satu dari sepuluh akan berhasil, tapi sembilan nya akan gagal dan hilang. Oleh karena itu maka perlu kita pelajari mitos-mitos saja yang ada di dalam dunia startup.
Banyak mitos yang beredar di kalangan anak muda dan dipercayai sebagai sebuah kebenaran kemudian dijadikan role model dan landasan perilaku. Dan yang namanya mitos orang hanya melihat satu sisi tapi tidak melihat secara utuh kemudian akhirnya mereka juga akan mengalami kegagalan karena menganggap itu sebagai rumus.
Berikut adalah beberapa mitos yang startup yang perlu diketahui:
- Bahwa startup yang berhasil itu dibangun oleh founder yang laki-laki, usianya sekitar 25 tahun, dan mereka dropout dari kampus, gagal sekolah.
Padahal belum tentu seperti ini. Contohnya bila mereka mempunyai anak, setujukah mereka jika anaknya ingin drop out? Ibarat menikah, kita harus membangun hubungan yang utuh hingga selesai (maut memisahkan). Di sekolah kita akan diajarkan untuk berhadapan dengan orang-orang yang menyebalkan, sehingga kita mempelajari karakter seseorang. Karna ketika bisnis kita juga akan belajar bagaimana menaklukkan konsumen, supplier, vendor, bahkan juga para eksekutif kita

- Mitos yang kedua adalah Startup ini dimulai dengan tidak memerlukan modal.
Dalam hal tertentu, seperti motivasi, itu bisa dilakukan. Kita memiliki modal otak, kejujuran, relasi, dan pendidikan. Tetapi untuk bisa menjadi besar, kita sebetulnya memerlukan modal yang lebih besar. Barangkali modalnya tidak melulu dari sector perbankan, karena sekarang juga ada investor, venture capital, crowdfunding, dan banyak sekali cara untuk mendapatkan modal - Kemudian ada juga yang mengatakan, ‘Passion is everything’.
Memang passion itu adalah suatu hal yang membuat kita menjadi gigih, bergairah, dan sesuatu yang sangat dicintai. Tetapi, passion saja tidak cukup. Kita juga perlu mendatangkan orang dengan karakter yang berbeda-beda. Seperti perjalanan Kitabisa.com yang didirikan oleh seseorang yang memiliki passion yang kuat, tetapi setelah itu sang founder, Timmy memerlukan orang yang berbeda-beda. Dia meng-hire jagoan teknologi, orang yang jago membentuk komunitas, dan orang-orang yang bisa membangun ide dengan orang-orang lain - Selanjutnya adalah ‘Good idea is everything’
Segala sesuatu memang dimulai dari ide, tetapi untuk selanjutnya kita harus bisa fighting, memperkelahikan ide kita. Karena dalam hidup ini kadang-kadang kita harus memperkelahikan agar ide kita bisa diterima menjadi sebuah kenyataan. Bagaimana kita memperjuangkannya, karna bisa jadi sesuatu yang hari ini belum tentu bagus, tidak dibutuhkan, bukan berarti tidak dibutuhkan. Maka diperlukan orang yang bisa memperkelahikan ide itu - Kemudian ada lagi yang mengatakan, location is matter, location, location, location.
Padahal tidak harus seperti itu. Contohnya Rumah Perubahan yang didirikan di tengah-tengah kampung, namun diusahakan agar bisa mendapatkan values. Brand yang dibangun adalah values. Bukan membangun luxurious. Karna memiliki prinsip, “Apapun yang anda lakukan dan hanya bermanfaat bagi diri anda, itu akan dibawa mati bersama anda. Tetapi apapun yang anda lakukan dan bermanfaat bagi orang lain, itu akan kekal abadi”. Karna values ini sangat penting, bisa mengalahkan location
Sumber: Kursus The Art of StartUp di Indonesia X oleh Prof. Rhenald Kasali
Teman-teman bisa ikut kursusnya secara GRATIS Disini