Cara Mengatasi Krisis Kepemimpinan

Di Negeri yang kaya akan Sumber Daya Alam seperti Indonesia, seharusnya secara ekonomi juga merupakan negara yang kaya dan maju. Tetapi ada salah satu masalah besar yang dialami negeri kita saat ini, yaitu sektor Sumber Daya Manusianya. Khususnya Pemimpinnya.Kenapa kita mengalami krisis kepempinan? Dan bagaimana cara mengatasi krisis kepemimpinan tersebut? Berikut adalah Cara-Cara Mengatasi Krisis Kepemimpinan yang ada di negeri kita ini:

 

1. Mengatasi Krisis Leadership

Ketika memimpin perubahan, seorang pemimpin harus melihat organisasinya berada pada tahapan mana.

Setiap organisasi selalu akan mengalami 4 Tahapan:

a. Enterprenurial Stage (Tahap Kewirausahaan)

Disini, peranan founder sangat kuat. Tahap ini tidak memerlukan consultant, tidak memerlukan sistem. Cukup dengan kuatnya karakteristik seorang founder, seorang penemu yang mempunyai reputasi, mendatangkan pasar, dan bisa mendatangkan uang cukup baik bagi oganisasi atas produk dan inovasinya.

Namun pada tahap ini, krisis yang dihadapi adalah Krisis Leadership. Karna seorang wirausaha bukan lah seorang pemimpin. Dia adalah seorang tokoh yang berkharisma dan kemudian memiliki banyak gagasan tetapi manajemen organisasi ini perlu dipelihara dan dikembangkan oleh orang-orang di sekitarnya.

Kalau organisasi memiliki manajemen yang baik pada tahap ini, harus disyukuri. Karena organisasi pada tahap kewirausahaan objective-nya adalah survive, bertahan. Syukur-syukur dapat surplus dan surplus itu dapat digunakan untuk memperbesar aset kemudian mendatangkan resources-resources baru termasuk orang-orang baru, SDM baru.

b. Collectivity Stage

Tahap selanjutnya adalah Collectivity Stage. Tahap mulai berkumpulnya para eksekutif masuk kedalam perusahaan.

Krisis yang akan dihadapi adalah: Permasalahan pendelegasian. Karna pemimpin masih terlibat hingga timbul persoalan pendelegasian antara CEO/Profesional dan pemimpin.

c. Formalization Stage

Selanjutnya adalah Formalization Stage, pada tahap dimana organisasi menggunakan sistem-sistem yang lebih up to date. Metode-metode yang lebih terukur dan juga adanya eksekutif yang kemudian berpikir untuk masuk ke pasar modal dengan menggunakan sistem yang lebih baku, terbuka, kontrol yang lebih transparan, dan bisa dilihat dari kemajuan harga saham nya.

Krisis yang akan dihadapi adalah: Too much burreucrasy, terlalu banyak birokrasi sehingga ribet.

Organisasi yang tadinya bebas, lincah bergerak pada tahap enterprenerial, ditambah profesional menjadi lebih baik, ada tahap entrepreuneurial, kemudian ditambah dengan profesional menjadi lebih baik, tetapi para profesional bekerja dengan justifikasi, segala sesuatu harus dibikin tertulisnya. Kemudian organisasi dibikinkan metode kontrol dan orang orangnya terstruktur yang tidak bisa mengambil keputusan begitu saja, selalu harus melewati beberapa meja.

Ini yang mengakibatkan too much red tapes/terlalu banyak benang kusut dan birokrasi di dalam organisasi

Oleh karena itu, maka pemimpin harus mengambil langkah merampingkan organisasi, memotong benang-benang kusut, buang, sambung lagi, bikin satu rajutan baru atau mengganti dengan benang-benang yang lebih kuat, benang-benang yang lebih baik.

Kalau ini kita bisa ditangani dengan baik, lalu kembangkan teamwork, barangkali organisasinya diubah, tadinya adalah organisasi birokratik menjadi organisasi yang teamwork, menjadi organisasi yang lebih profesional tetapi juga memiliki agility, ketangkasan dalam bergerak lebih cepat.

d. Kemudian ada Elaboration Stage

e. Dan yang terakhir, Declining Stage, Saat dimana semuanya sudah matang dan kemudian mengalami penuaan dan penuruan.

Pemimpin memiliki peranan penting dalam menghadapi krisis.
Pemimpin memiliki peranan penting dalam menghadapi krisis. Foto: idntimes.com

Pada setiap tahapan itu selalu tumbuh krisis, dan sejatinya adalah Krisis itu alat untuk pertumbuhan. Setiap krisis perlu revitalisasi, perlu perombakan dengan metode yang lebih baru.

“Setiap perubahan, pasti selalu ada krisis yang menyertainya, tugas seorang pemimpin adalah selalu tanggap membaca krisis dan kemudian melakukan program revitalisasi, transformasi, diterjemahkan dimana kita berada dan bagaimana kita melakukannya”

 

Itulah tadi artikel Bagaimana Cara Mengatasi Krisis Kepemimpinan. Nantikan tulisan selanjutnya ya 🙂

Sumber: Kursus Manajemen Perubahan oleh Indonesia X oleh Prof. Rhenald Kasali

Teman-teman bisa ikut kursusnya secara GRATIS Disini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *