Temans, kalian Mau menjadi orang yang Fixed Mindset atau Growth Mindset? Mindset adalah modal awal bagi kita untuk bergerak. Ini semua tergantung bagaimana kita kita menge-set pikiran, karena pikiran ini ada settingannya. Settingan itu bisa settingan tumbuh/growth, bisa juga settingan fix, yaitu orang yang sudah puas.
Seperti ketika baru mendapat gelar kuliah, saat nya mulai bertarung, mengeksplorasi dunia. Apakah akan menjadi tawanan masa lalu atau menjadi orang yang bekerja dengan lentera jiwa, The Charged Life. Dan ini akan menjadi tantangan bagi kita semua.
Berikut adalah Riset atau Penelitian Carol Dweck di Stanford University:
- Ia membagi anak-anak menjadi 2 kelompok, yang pintar dan pas-pasan
- Yang pas-pasan, kalau ditanya, mereka selalu bilang ”I am survive”. Kelompok ini yang penting sekedar lulus, tetapi tidak pernah merasa dirinya pintar
- Namun anak-anak yang pintar ini kalau dikasi sedikit lebih susah, mereka protes, angkat tangan, dan tidak mengerjakannya. Anak yang pintar itu justru menjadi fix.
Kebanyakan orang merasa dirinya sudah pandai, sudah selesai disini. Sementara hidup ini tidak ada batasan-batasannya. Orang-orang bisa menjadi explorer seperti Bill Gates, Steve Jobs, Neil Amstrong.
Carol Dweck menemukan anak-anak yang merasa dirinya pintar, akhirnya tidak berani mengeksplorasi dunia baru karena mereka takut kelihatan jadi jelek. Orientasi mereka adalah dapat nilai. Sedangkan orang yang mengeksplorasi, anak-anak yang tadinya pas-pasan, yang bilang “I’m survive” tadi, soal susah ataupun gampang, bahkan dia juga enggak tahu itu sudah diajarkan atau belum. Dia kerjakan saja, dia explore dunia ini.
Dan surprisingly, Carol Dweck menemukan orang-orang ini growth/tumbuh. Akankah kita menjadi bangsa yang hanya bekerja dengan ijazah, sudah selesai, sudah masa lalu?
Sedangkan ijazah kehidupan yang sebenarnya itu ada di dalam kehidupan di kemudian hari. Sebuah renungan, sekali kita setting rata kiri, rata kanan, margin kiri, margin atas, margin bawah, selesai sudah. Dia akan berhenti sampai disitu. Tapi kalau set-nya growth, dunia ini akan menjadi sangat luar biasa.
Ciri-ciri orang yang fix mindset itu biasanya begitu ada obstacles (rintangan) dia akan menyerah, balik lagi. Sedangkan orang-orang yang growth (tumbuh) itu begitu ada obstacles dia coba untuk berjuang mengatasinya. Dan kalau ada orang yang lebih pintar, dia akan datangi, salami, dan ingin belajar. Berbeda dengan orang yang fix mindset, ketika ada yang lebih pintar dari mereka, mereka justru merasa terancam hidupnya.
Nah terkait mindset ini, jangan sampai kita dipenjara oleh pikiran kita sendiri. Sebab, bukan kaki yang menggerakkan langkah kita, melainkan pikiran kita.
Ini juga terkait dengan pengambilan resiko. Banyak orang yang tidak bisa mengukur resiko. Kalau sudah melihat untungnya, dia lupa bahwa itu ada risiko nya. Padahal Ilmu manajemen keuangan menunjukkan, High Risk High Return. Ini yang harus kita timbang-timbang lalu bergerak.

Para driver adalah orang yang mengambil resiko. Karna setiap kejadian yang terjadi dijalan, dia adalah driver nya. Passenger hanya mencari aman. Kalau seorang driver, dia duduk didepan mengambil resiko, harus penuh perhitungan, tidak boleh mengantuk, tertidur, dan dia harus mengukur risiko, mengambil risiko.
Jika mendapat penghasilan, harus sediakan pengamannya (ditabung) sebagai cadangan. Jadi ketika ada masalah, masih punya uang. Jangan jadi pengambil resiko yang nekat tapi kemudian hancur begitu saja. Hidup ini memerlukan seorang pengambil resiko yang berpikir dan berhitung.
Seorang driver harus pikirkan, hitung, rasakan, dan buatlah diri kita friendly dengan resiko itu. Bikin risiko itu jinak dengan kita hingga akhirnya kita bisa menikmati hidup ini dengan lebih baik.
Jadilah a good driver, not just a driver
So, teman-teman Mau menjadi orang yang Fixed Mindset atau Growth Mindset?
Sumber: Kursus Self-Driving oleh Indonesia X oleh Prof. Rhenald Kasali
Teman-teman bisa ikut kursusnya secara GRATIS Disini