Mengelola Perusahaan Seperti Sebuah Startup

Mengelola Perusahaan Seperti Sebuah Startup. Kebanyakan perusahaan-perusahaan yang sudah besar, justru kelabakan bertarung dengan para startup. Celakanya, mereka dikendalikan oleh SDM yang sudah sangat senior yang justru tidak bisa melihat dunia baru itu.

Maka dari itu salah seorang pemimpin bank besar mencoba untuk melakukan self-disruption, yang ingin menjadikan bank nya sebagai Digital Banking. Dia mengatakan bahwa kalau nanti balik lagi ke bank-nya 10 tahun kemudian setelah pensiun, maka ia akan bertemu dengan karyawan-karyawan yang sudah loyo, lusuh, dan semakin pudar. Lalu ketika ditanya mereka akan menjawab bahwa bapak tersebut yang membuat mereka begitu, dikarenakan business plan yang dirancang pemimpin perusahaan ini.

Jadi bapak ini bercerita bahwa dia lah yang membuat business plan untuk anak-anak muda dan ia betapa terkejut karena banyak sekali orang-orang tua yang membuat business plan untuk masa depan, sedangkan anak-anak muda ini hanya menjalankannya.

Kemudian yang kedua, akan tampak dua tipe pegawai di perusahaan. Yang pertama adalah mereka yang diberhentikan, yaitu orang-orang yang takut belajar yang sudah merasa dirinya sudah selesai. Dan yang kedua, ini yang harus dibangun oleh kaum muda. Ini adalah mereka yang justru perusahaannya takut kehilangan mereka.

Maka jadilah tipe orang yang kedua. Kemudian tipe yang mengejutkan adalah yang ketiga. Mereka yang takut kehilangan pekerjaan karena keadaan yang dinamakan physical of life. Sudah normal siklusnya bahwa manusia akan tumbuh dari lahir, dewasa, berpendidikaan bagus, menikah, kemudian memasuki tahap tua, yaitu usia 40 tahun keatas, yang semakin tua produktivitas akan semakin menurun.

Namun yang bertolak belakang adalah nilai kebutuhan kita semakin tinggi, naik keatas. Sementara di pekerjaan kita semakin menurun dan tergantikan oleh yang muda yang semakin produktif. Sehingga timbul lah pikiran agar perusahaan meremajakan karyawannya.

Hal-hal tersebutlah yang menjadi dilema bagi para pemimpin perusahaan. Balik lagi ke kaum muda, mengapa millenials ini sangat produktif dan mendapatkan tempat yang begitu besar dibanding yang lebih senior?

Yang pertama, mereka ini ternyata bukan sekedar cari uang dalam karir, tetapi mereka mencari values. Yang mereka lihat apakah perusahaan tersebut ada values-nya, dan adakah nilai-nilai passion-nya. Jadi jika hanya mengandalkan gaji, justru yang datang adalah orang-orang yang money oriented dan akan membuat kecewa nantinya.

Anak-anak muda bekerja dengan passion dan memberikan values
Anak-anak muda bekerja dengan passion dan memberikan values. Foto: vondroid.com

Yang kedua bahwa rata-rata millenials ini setiap 2 tahun sekali bisa mengalami promosi. Dan mereka justru mengambil karyawan yang justru dulu tidak diinginkan oleh perusahaan lainnya, karna mereka selalu ambil yang berbeda.

Karna anak-anak muda millenials ini memang berbeda sekali. Para orang tua gelisah melihat anaknya jam 9 baru bangun, karena bagi orang tua kerja itu nine to five. Padahal anak muda ini bekerja tidak mengenal waktu sampai malam sekalipun.

Mereka lebih berorientasi kepada misi daripada waktu kerja nine to five, dan mereka beranggapan yang penting itu adalah smart work. Mereka bisa bekerja dimana saja dan mencari suasana kerja yang mereka bisa kembangkan, termasuk di café, bandara, bahkan stasiun kereta api. Dimanapun keramaian mereka bisa tetap bekerja, yang penting ada akses internet.

Anak-anak muda ini memiliki prinsip bekerja untuk hidup, maka dari itu mereka mengambil pekerjaan yang mereka rasa mereka suka. Selain itu mereka juga melakukan apa yang disebut dengan reverse mentoring. Mereka mentoring kepada orang-orang tua tentang dunia baru ini.

Dan ini adalah kesempatan bagi kaum muda untuk mengembangkan startup dengan memahami generasi yang memang berbeda dengan generasi diatas kita

Sumber: Kursus The Art of StartUp di Indonesia X oleh Prof. Rhenald Kasali

Teman-teman bisa ikut kursusnya secara GRATIS Disini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *