Tidak ada Kesuksesan Tanpa Kerja Keras. No Pain, No Gain. Ketika kita ngos-ngosan dalam menjalani hidup, itu tandanya kita sedang naik keatas. Dalam kehidupan ini kita harus melatih diri kita berani menghadapi berbagai situasi dan jangan cepat menyerah, meskipun dalam situasi perubahan, banyak orang yang tidak siap.
Ketika masa-masa pun membaik, banyak juga orang mengalami kesulitan. Padahal di Tiongkok, krisis itu diartikan dengan dua kata, ada bahaya, ada kesempatan. Ada kesempatan dalam bahaya bagi orang-orang yang optimis.
Ibarat daun-daun hijau yang masih segar, ia tidak akan jatuh walaupun angin kencang. Dan yang biasa nya jatuh itu adalah yang kering-kering terlebih dahulu. Daun yang kering itulah ibarat mental Passenger.
Pepatah mengatakan,
“Sebelum rasa sakit seseorang melebihi rasa takutnya, maka manusia belum mau berubah”
Maka dari itu sering kali memang kita bikin situasi dimana orang harus dibikin tidak hanya cukup takut, tetapi juga harus sakit (No Pain No Gain).
Kerja keras adalah kunci kesuksesan dan kekayaan. Dan sebuah kebahagiaan yang akan bikin kita tersenyum adalah karena kita bukanlah seorang passenger, we try to be a good driver.
Memanusiakan Manusia
Mental, sebuah kekuatan untuk menghadapi situasi yang sulit atau juga barangkali situasi yang baik. Karena orang sering kali juga tidak siap untuk menghadapi situasi yang baik. Belajarlah untuk selalu Self-driving yang mengandalkan kekuatan kemandirian, mempunyai kemampuan untuk mandiri dalam hidup ini.
Yuk kita Belajar dari Sam Ratulangi:
Sejak kecil ia sudah harus merantau di daerah Tomohon ke Manado. Kemudian dari Manado lanjut ke Jakarta dan sekolah setingkat SMA di Jakarta. Lalu ia melanjutkan Program Master di Belanda. Dari Belanda merantau lagi, pergi terus sampai ke Swiss untuk mengambil gelar Doktor. Dan dia adalah Doktor ilmu pasti pertama yang dilahirkan di Indonesia yang sekolah nya di luar negeri (Pada tahun 1940-an, saat Indonesia sedang dijajah Belanda).
Bahkan salah satu Quote-nya, menjadi inspirasi anak muda Indonesia dan juga dituliskan di Bandara Sam Ratulangi Manado
Si tou timou tumou tou, yang artinya adalah Manusia baru dapat disebut sebagai manusia jika sudah memanusiakan manusia
Banyak sekali orang merasa sudah menjadi manusia walaupun mereka belum bisa memanusiakan orang lain. Kita sebagai manusia dituntut untuk turut membantu orang lain. Karna sejak kecil kita ditolong orang, orang tua kita, guru-guru kita, teman-teman serta saudara kita.
Sebagai contoh ketika di tempat umum, kita melihat ada seseorang yang mengalami kesulitan lalu dia dibantu orang lain. Orang lain yang membantu itu adalah orang yang baru kita sebut sebagai manusia karena bisa memanusiakan orang lain. Tidak membiarkan orang yang sedang mengalami penderitaan sebagai seorang yang bukan manusia. Dan itulah karakter yang disebut dengan Good Driver, not just a driver

Pentingnya Keterikatan dengan Alam
Sebagai orang tua, ajaklah anak-anak kita untuk mengenal Local wisdom, kekayaan alam. Seperti yang sudah dijelaskan dalam konsep yang ada di buku Myelin: Muscle Memory
Ajak mereka langsung berinteraksi dengan alam, taman, tumbuh-tumbuhan, serta binatang seperti kerbau, dan juga bisa melihat industry pembuatan tempe, agar mereka mempunyai myelin yang juga bagus. Karena bangsa ini memerlukan lebih dari sekedar orang-orang yang berwacana, yang hanya menghafal dan membaca. Kita memerlukan orang-orang yang men-drive, yang berani keluar dari sangkarnya, yang berani untuk mengambil langkah-langkah dan mendobrak.
Dan akan lebih baik lagi kalau dari sejak kecil anak-anak kita latih seperti ini. Mereka mempunyai suara yang menyatu dengan alam, yang hidupnya harmonis dengan alam. Karena dunia akan berubah menjadi semakin bergejolak dan semakin menakutkan. Anak-anak kita perlu ruang untuk men-drive diri mereka sendiri.
From Passenger to a Driver
Mengajak anak-anak langsung berlatih untuk practice seperti contohnya mencabut kangkung, itu penting, sehingga mereka bukan hanya berteori, berkonsep, dimeja makan yang sudah menjadi sayur, cah kangkung, dan sebagai nya.
Maka ajaklah anak-anak tersebut untuk dilatih motorik nya, merasakan, memegang, kangkung sejak menjadi tanaman, kemudian mereka mencabutnya. Menjadi bangsa yang punya perasaan itu baik. Menjadi punya perasaan positif, perasaan yang menghargai alam semesta.
Latihlah anak-anak generasi penerus kita untuk menjadi seorang driver, bukan hanya passenger. Dan selalu ingatkan mereka bahwa Tidak ada Kesuksesan Tanpa Kerja Keras
Sumber: Kursus Self-Driving oleh Indonesia X oleh Prof. Rhenald Kasali
Teman-teman bisa ikut kursusnya secara GRATIS Disini